Kita mungkin sudah biasa melihat perpecahan umat Islam dalam
mensingkapi sebuah perbedaan. Namun kita tidak tahu, tips dan trik
bagaimana umat Islam dapat berpecah belah dalam menyingkapi sebuah
perbedaan. Artikel ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga dan memberikan
keberhati-hatian dalam menyingkapi sebuah perbedaan yang menyebabkan
perpecahan. Baik, apa saja yang membuat umat Islam dapat berpecah belah
ketika menghadapi sebuah masalah:
1. Perbedaan Pendapat : Ini sering menjadi tolak
ukur kebenaran dari masing-masing kelompok umat Islam. Menganggap diri
yang paling benar dalam perjuangan, sehingga menafikkan kelompok umat
Islam yang lain. Dan akhirnya cenderung kepada kebanggaan hanya kepada
kelompoknya sendiri.
2. Pengkultusan Ulama : Inilah yang menjadi problem bagi kita semua,
karena satu ulama dengan ulama yang lain kadang berbeda pendapat dalam
mensingkapi sebuah masalah. Maka akhirnya jamaah satu dengan jamaah yang
lain merasa paling benar dengan apa yang diutarakan oleh Ulamanya
sendiri-sendiri. Sehingga ada kesan bahwa “hanya ulama sayalah yang
paling benar, yang lainnya salah!”
3. Saling klaim paling berjasa : Saling klaim paling berjasa dalam
perjuangan ini sering terjadi, merasa kelompoknya paling terdepan dalam
berjuang, merasa paling tepat dalam arah perjuangannya, sehingga
menafikkan kelompok umat Islam yang lainnya.
4. Menyudutkan : Sering terjadinya sebuah kelompok Islam menyudutkan
arah perjuangan kelompok Islam yang lainnya, jika terkesan tidak sesuai
dengan perjuangan kelompok Islam yang lainnya. Kesannya, apa yang
dilakukan kelompok Islam yang lainnya merupakan cara-cara yang salah
dalam berjuang, sehingga yang sering terjadi bukan bekerjasama tetapi
malah saling menyudutkan arah perjuangan kelompok Islam satu dengan yang
lainnya.
5. Menjustifikasi/menghukumi : Beberapa kelompok Islam sering
menjustifikasi tentang kesalahan arah perjuangan kelompok Islam yang
lainnya. Sehingga terkesan sekali bahwa apa yang dilakukan oleh kelompok
Islam yang lain merupakan sebuah perilaku kesalahan yang terus menerus
dilakukan. Ada kesan bahwa setiap orang yang mengikuti kelompok Islam
yang lain, maka itu sebuah kesalahan yang besar.
6. Menfitnah : Ini sering terjadi, jelas fitnah itu sangat dibenci oleh
Allah. Namun beberapa kelompok Islam sering menjadikan ungkapan berbau
fitnah ini tanpa tabayyun terlebih dahulu. Mereka lebih mudah memandang
dari sudut pandang kacamata kelompoknya sendiri daripada melihat sudut
pandang kelompok Islam yang lain.
7. Menggunjing : beberapa kelompok Islam lebih senang “membicarakan”
dengan mencari-cari kelemahan dan kesalahan-kesalahan gerakan Islam yang
lainnya dalam kajian mereka sendiri. Tidak ada tabayyun untuk
mengklarifikasi apa yang telah dilakukan kelompok Islam yang lain.
Intinya, jika tidak sesuai dengan arah perjuangan kelompoknya sendiri
maka semua itu salah.
Semua itu dapat dapat diminimalisir ketika kita mempunyai kedewasaan
dalam berfikir. Pola keberagaman berfikir sebenarnya sudah dicontohkan
oleh para sahabat Rasulullah. Namun semua itu tidak menjadikan para
sahabat Rasulullah berpecah belah, tetapi menambah khazanah pola
keberagaman pemikiran. Kita ingat bagaimana Abu bakar dan Umar saat
berbeda, bagaimana Umar Dan Khalid saat berbeda, bagaimana Utsman dan
Ali saat berbeda, bagaimana Imam Syafi’I dan Imam Ahmad ketika berbeda,
dan bagaimana Imam Malik, Imam Syuyuthi, Imam Shouqani dalam mensingkapi
perbedaan pendapat. Semua itu sudah diajarkan.
Semua itu tergantung kepada pemikiran kita masing-masing. Dan semua
itu terletak kepada pendewasaan kita dalam berfikir bagaimana menjadikan
keberagaman pola berfikir itu dapat membuat kita bersatu. Persatuan
kelompok Islam memang akan sulit dilakukan, tetapi mempersatukan
kelompok Islam dengan atas nama Islam bukan sebuah hal yang mustahil!
Persatuan itu mana kala ada perbedaan, dengan adanya perbedaan itulah
akhirnya kita disatukan. Entah terserah mereka memakai cara apa dalam
memperkenalkan Islam ini, yang terpenting semua kelompok umat Islam
saling bahu-membahu menegakkan Diennul Islam ini sebagai agama yang haq,
yang dapat menjadi pencerahan dari segala prilaku.
Maka sudah tidak jamannya lagi, kita membedakan sebuah perbedaan umat
Islam. Tetapi kita menyamakan antara sesuatu yang dirasa memang sama
dengan aturan syari’at. Kenapa kita harus membeda-bedakan umat Islam,
jikalau dalam Al Quran jelas, dikatakan “Innamal mu’minuuna Ikhwah”.
Jadi kenapa kita harus berbecah-belah menyingkapi hal ini. Biarlah Allah
menghukumi kebenaran mana yang Dia inginkan pada masing-masing kelompok
Islam. Jangan jadikan hak Allah dalam menentukan kebenaran yang
diasumsikan sebagai kebenaran-kebenaran individu kelompoknya sendiri.
Sumber : MENGAPA TERJADI PERPECAHAN
No comments:
Post a Comment