kolom iklan

Friday, 20 July 2012

MATERI PONDOK RAMADHAN SMAN 1 SUTOJAYAN DI PP. SIROJUTH THOLIBIIN

PENGAJIAN PONDOK RAMADAN 
SMAN 1 SUTOJAYAN
DI
PP.SIROJUTH THOLIBIIN BACEM SUTOJAYAN BLITAR 

AKHLAK
Akhlak memegang peranan penting bagi hidup dan kehidupan manusia. Karena bias digunakan sebagai barometer tinggi dan rendahnya pribadi seseorang. Bahkan dapan untuk mengetahui sempurna atau tidaknya iman seseorang.
Seperti sabda Nabi yang artinya: ”paling sempurnanya iman seorang mukmin yaitu yang lebih baik akhlaknya”(HR: Tirmidzi). Yang dimaksud akhlak di sini yaitu akhlak yang bersumbar pada wahyu Ilahi serta akhlak budi pekerti Rosul.
Seperti sabda Nabi: ”Rosulullah adalah sebaik-baik manusia dalam akhlaknya”. Dan juga “Aku (Muhammad) diutus oleh Allah untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia”. (HR: Bukhori Muslim)
Alloh berfirman: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu selaian adalah yang paling bertaqwa diantara kamu sekalian”(QS: Al-Hujarat:13)
Akhlak manusia ada dua macam:
1.       Akhlak Mahmudah, contoh: benar, sabar, muru’ah, tawakal, tulus ikhlas dan sebagainya.
a.       Benar
Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat benar, baik dalam perkataan maupun tingkah laku. Seperti sabda Nabi SAW: “sesungguhnya jujur menunjukkan kearah kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengarah pada surga”.
b.      Sabar
Sabar dalam agama itu diperintahkan oleh Allah: “Bersabarlah kamu sekalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”. (QS: Al-Anfal:46)
c.       Muru’ah
Muru’ah adalah memelihara diri dari segala sesuatu yang merendahkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga tetap memiliki pribadi yang mulia dan utama. Seperti dalam firman Allah: “Sungguh telah Aku ciptakan manusia itu sebaik-baik kejadian, kemudian Aku kembalikan ia kepada serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang berima dan beramal sholih. Bagi mereka pahala yang tak terputus”. (QS: At-Tabyin :4-6)
Untuk memiliki sifat muru’ah diperlukan:
·         Rasa malu
Sesuai hadits Nabi yang artinya “Malu sebagian dari Iman”. (HR: Bukhori)
·         Tidak meminta-minta
Agama islam mengajarkan kita supaya sedapat mungkin jadilah orang yang member bukan meminta-minta. Rosulullah SAW bersabda “Tangan diatas lebih baik dari pada tangan di bawah”. (HR: Ahmad dan Thobroni)
·         Cinta bekerja dan usaha
Dengan cinta kerja dan usaha, maka seseorang dapat menyempurnakan tugas hidupnya yakni berakti kepada Allah,  beramal kepada orang lain, bersedekah dan lain-lain. Sehingga hidupnya bermanfat dalam arti yag sebenar-benarnya.
d.      Tawakal
Tawakal adalah menyerahkan diri kepada Allah SWT atas segala amalnya, setelah cukup berusaha menurut kadar kemampuannya. Dengan tawakal manusia akan memperoleh ketenangan dalam hidupnya. Allah SWT  berfirman: “ Dan kepada Allah bertawakallah kamu sekalian jika kamu sekalian benar-benar beriman”. (QS: Al-Maidah:23)
e.      Ikhlas
Ikhlas adalah niat yang bersih dari hati untuk melakukan sesuatu semata-mata karena Allah bukan karena manusia. Ikhlas laksana roh bagi kebaikan, yang berarti bahwa amal yang tidak disertai niat yang ikhlas laksana tubuh yang tidak bernyawa. Firman Allah: “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk berbakti kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya”. (QS; Al-Bayyinah: 5)
2.       Akhlak Madzmumah/tercela
Akhlak tercela, baik dalam pandangan Allah maupun masyarakat harus kita hindari, terutama di masa kita masih muda haruslah berusaha keras untuk menyelamatkan diri dari sifat tercela. Diantara contoh akhlak madzmumah antara lain berlaku buruk, marah, menolak kejahatan dengan kejahatan, dengki, dendam, sombong, ujub, berkata kotor, dan lain-lain.
Seorang penyair barkata:
Hati-hatilah bergaul dengan orang yang buruk perangainya. Karena sesungguhnya akhlak yang tidak baik itu bisa menjalar sebagaimana penyakit kulit kepada orang yang sehat.

Untuk format ppt
Download

TANGGUNG JAWAB
A.      Hak dan Kewajiban
Manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari tanggung jawab, baik itu terhadap Allah maupun terhadap diri. Kehidupan di dunia ini hanya sementara waktu yang ibarat seorang musafir yang menuju kehidupan yang kekal abadi, yakni kehidupan di akhirat. Yang berarti tidak bias terlepas dari persoalan kehidupan di alam akhirat itu.
Hidup itu penuh ujian untuk menentukan penilaian derajat seseorang sampai dimanakah usaha yang dilakukan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Terutama mengenai kewajiban terhadap Allah SWT maupun tehadap masyarakat. Sebagaimana dalam firman Allah: ” Dan Ia (Allah) Dzat yang telah menjadikan kamu sebagai khalifah di muka bumi, dan meninggikan derajat sebagian kamu atas sebagian yang lain untuk menguji kamu tentang apa yang telah di berikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS; Al-An’am: 165)
Islam member kesempatan seluas-luasnya kepada tiap-tiap orang untuk memperoleh haknya disamping harus menetapi kewajibannya masing-masing.
Segala perbuatan yang dilakukan manusia oleh seseorang di dunia, mulai hal yang kecil hingga hal yang besar, baik dan buruknya harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah: ” (Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS; Luqman: 16)
Manusia yang mengetahui kewajibannya dalam hidup terhadap diri sendiri, masyarakat, da terhadap Allah, serta menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya maka disebut dengan insan Kamil dengan arti yang sebenar-benarnya.
Sebaliknya, orang yang tidak bias menjalankan kawajiban dalam hidupnya dengan baik adalah tercela menurut pandangan agama dan masyarakat.
B.      Tanggung Jawab di Hadirat Allah SWT
Tanggung jawab seseorang tidak hanya terbatas di dunia saja, akan tetapi tanggung jawab yang yang harus dipenuhi di hadirat Allah nanti, yakni di hari kiamat. Di mana akan dilakukannya hisab (perhitungan) amal perbuatan seseorang, di situlah akan berlangsung peradilan Allah. Maka tiada lain doa setiap muslim dan muslimat sebagaimana yang tercantum dalam alquran: ” Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".(QS: Ibrahim: 41)
C.      Kewajiban terhadap diri sendiri
Manusia harus berusaha terus menerus untuk menetapi kewajibannya terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarganya agar menjadi orang yang baik yang patuh terhadap perintah agama. Sebagaimana dalam firman Allah: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.(QS: At-Tahrim;06)
Kewajiban terhadap diri sendiri meliputi:
1.       Memelihara dan menjaga jasmani sehingga tetap sehat. Pepatah mengatakan “Akal yang sehat terdapat tubuh yang sehat”.
2.       Memelihara dan menjaga jiwa dan hati agar dapat memenuhi tugasnya sebagai manusia sejati. Rosulullah bersabda: ”Ingatlah, sesungguhnya didalam jasad itu ada segumpal darah, jika ia baik maka baik pula jasad seluruhnya. Jika ia buruk maka buruk pula jasad seluruhnya. Ingatlah itulah hati manusia”. (HR: Bukhari dan Muslim)
3.       Memelihara dan mempertahankan agamanya, sehingga mendapatkan keridloan Allah. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.(QS: Ali Imron: 102)
4.       Memberi makanan kepada akal fikiran berupa ilmu yang berguna bagi hidupnya. Islam mewajibkan untuk mencari ilmu pengetahuan. Rosulullah bersabda: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR: Baihaqi)
5.       Membiasakan dan melatih diri melakukan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan agama. Allah berfirman: “Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya)”.(QS; Fushilat:46)
D.      Kewajiban terhadap Orang tua
Kewajiban anak terhadap orang tuanya yaitu:
1.       Tidak berkata kasar apalagi memaki-maki
2.       Kalau dipanggil harus menjawab
3.       Bakti dan hormat serta merendahkan diri
4.       Mendoakan baik kepada orang tua
5.       Mencintai serta mendahulukan kepentingan orang tua
Allah berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"”.(QS: Al-Isro’:24)
E.       Adab seorang murid
Murid adalah seorang yang menuntut ilmu demi kesempurnaan hidupnya. Sebab kunci kebahagiaan dunia adalah ilmu, begitu pula kebahagiaan akhirat. Karena Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, sebagaimana firman Allah: “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS: Al-Mujadalah: 11)
Rosulullah bersabda: “barang siapa menempuh jalan mencari ilmu di dalamnya,niscaya Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”. (HR: Bukhari dan Muslim)

Untuk format ppt
Download

Penulis Fathul Mu'in

No comments:

Post a Comment