AKHLAK
Akhlak memegang peranan penting
bagi hidup dan kehidupan manusia. Karena bias digunakan sebagai barometer
tinggi dan rendahnya pribadi seseorang. Bahkan dapan untuk mengetahui sempurna
atau tidaknya iman seseorang.
Seperti sabda Nabi yang artinya: ”paling
sempurnanya iman seorang mukmin yaitu yang lebih baik akhlaknya”(HR: Tirmidzi).
Yang dimaksud akhlak di sini yaitu akhlak yang bersumbar pada wahyu Ilahi serta
akhlak budi pekerti Rosul.
Seperti sabda Nabi: ”Rosulullah
adalah sebaik-baik manusia dalam akhlaknya”. Dan juga “Aku (Muhammad) diutus
oleh Allah untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia”. (HR: Bukhori Muslim)
Alloh berfirman: “Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu selaian adalah yang paling bertaqwa diantara
kamu sekalian”(QS: Al-Hujarat:13)
Akhlak manusia ada dua macam:
1. Akhlak
Mahmudah, contoh: benar, sabar, muru’ah, tawakal, tulus ikhlas dan sebagainya.
a.
Benar
Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat
benar, baik dalam perkataan maupun tingkah laku. Seperti sabda Nabi SAW: “sesungguhnya
jujur menunjukkan kearah kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengarah pada surga”.
b.
Sabar
Sabar dalam agama itu diperintahkan oleh Allah: “Bersabarlah
kamu sekalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”. (QS:
Al-Anfal:46)
c.
Muru’ah
Muru’ah adalah memelihara diri dari segala sesuatu
yang merendahkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga tetap memiliki pribadi yang
mulia dan utama. Seperti dalam firman Allah: “Sungguh telah Aku ciptakan
manusia itu sebaik-baik kejadian, kemudian Aku kembalikan ia kepada
serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang berima dan beramal sholih. Bagi mereka
pahala yang tak terputus”. (QS: At-Tabyin :4-6)
Untuk memiliki sifat muru’ah diperlukan:
·
Rasa malu
Sesuai hadits Nabi yang artinya “Malu sebagian dari
Iman”. (HR: Bukhori)
·
Tidak meminta-minta
Agama islam mengajarkan kita supaya sedapat mungkin
jadilah orang yang member bukan meminta-minta. Rosulullah SAW bersabda “Tangan
diatas lebih baik dari pada tangan di bawah”. (HR: Ahmad dan Thobroni)
·
Cinta bekerja dan usaha
Dengan cinta kerja dan usaha, maka seseorang dapat
menyempurnakan tugas hidupnya yakni berakti kepada Allah, beramal kepada orang lain, bersedekah dan
lain-lain. Sehingga hidupnya bermanfat dalam arti yag sebenar-benarnya.
d.
Tawakal
Tawakal adalah menyerahkan diri kepada Allah SWT atas
segala amalnya, setelah cukup berusaha menurut kadar kemampuannya. Dengan tawakal
manusia akan memperoleh ketenangan dalam hidupnya. Allah SWT berfirman: “ Dan kepada Allah bertawakallah kamu
sekalian jika kamu sekalian benar-benar beriman”. (QS: Al-Maidah:23)
e.
Ikhlas
Ikhlas adalah niat yang bersih dari hati untuk
melakukan sesuatu semata-mata karena Allah bukan karena manusia. Ikhlas laksana
roh bagi kebaikan, yang berarti bahwa amal yang tidak disertai niat yang ikhlas
laksana tubuh yang tidak bernyawa. Firman Allah: “Dan tidaklah mereka
diperintahkan melainkan untuk berbakti kepada Allah dengan mengikhlaskan agama
kepada-Nya”. (QS; Al-Bayyinah: 5)
2. Akhlak
Madzmumah/tercela
Akhlak tercela,
baik dalam pandangan Allah maupun masyarakat harus kita hindari, terutama di masa
kita masih muda haruslah berusaha keras untuk menyelamatkan diri dari sifat
tercela. Diantara contoh akhlak madzmumah antara lain berlaku buruk, marah,
menolak kejahatan dengan kejahatan, dengki, dendam, sombong, ujub, berkata kotor,
dan lain-lain.
Seorang penyair
barkata:
Hati-hatilah
bergaul dengan orang yang buruk perangainya. Karena sesungguhnya akhlak yang
tidak baik itu bisa menjalar sebagaimana penyakit kulit kepada orang yang
sehat.
Untuk format ppt
Download
Untuk format ppt
Download
TANGGUNG JAWAB
A.
Hak dan Kewajiban
Manusia hidup di
dunia ini tidak terlepas dari tanggung jawab, baik itu terhadap Allah maupun
terhadap diri. Kehidupan di dunia ini hanya sementara waktu yang ibarat seorang
musafir yang menuju kehidupan yang kekal abadi, yakni kehidupan di akhirat. Yang
berarti tidak bias terlepas dari persoalan kehidupan di alam akhirat itu.
Hidup itu penuh
ujian untuk menentukan penilaian derajat seseorang sampai dimanakah usaha yang
dilakukan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Terutama mengenai kewajiban
terhadap Allah SWT maupun tehadap masyarakat. Sebagaimana dalam firman Allah: ”
Dan Ia (Allah) Dzat yang telah menjadikan kamu sebagai khalifah di muka bumi,
dan meninggikan derajat sebagian kamu atas sebagian yang lain untuk menguji
kamu tentang apa yang telah di berikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS; Al-An’am: 165)
Islam member kesempatan
seluas-luasnya kepada tiap-tiap orang untuk memperoleh haknya disamping harus
menetapi kewajibannya masing-masing.
Segala perbuatan
yang dilakukan manusia oleh seseorang di dunia, mulai hal yang kecil hingga hal
yang besar, baik dan buruknya harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
Sebagaimana dalam firman Allah: ” (Lukman berkata): "Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS;
Luqman: 16)
Manusia yang
mengetahui kewajibannya dalam hidup terhadap diri sendiri, masyarakat, da
terhadap Allah, serta menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya maka disebut
dengan insan Kamil dengan arti yang sebenar-benarnya.
Sebaliknya, orang
yang tidak bias menjalankan kawajiban dalam hidupnya dengan baik adalah tercela
menurut pandangan agama dan masyarakat.
B. Tanggung
Jawab di Hadirat Allah SWT
Tanggung jawab
seseorang tidak hanya terbatas di dunia saja, akan tetapi tanggung jawab yang
yang harus dipenuhi di hadirat Allah nanti, yakni di hari kiamat. Di mana akan
dilakukannya hisab (perhitungan) amal perbuatan seseorang, di situlah akan
berlangsung peradilan Allah. Maka tiada lain doa setiap muslim dan muslimat
sebagaimana yang tercantum dalam alquran: ” Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku
dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya
hisab (hari kiamat)".(QS: Ibrahim: 41)
C. Kewajiban
terhadap diri sendiri
Manusia harus
berusaha terus menerus untuk menetapi kewajibannya terhadap diri sendiri maupun
terhadap keluarganya agar menjadi orang yang baik yang patuh terhadap perintah
agama. Sebagaimana dalam firman Allah: ”Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.(QS: At-Tahrim;06)
Kewajiban terhadap
diri sendiri meliputi:
1.
Memelihara dan menjaga jasmani sehingga tetap
sehat. Pepatah mengatakan “Akal yang sehat terdapat tubuh yang sehat”.
2.
Memelihara dan menjaga jiwa dan hati agar dapat
memenuhi tugasnya sebagai manusia sejati. Rosulullah bersabda: ”Ingatlah,
sesungguhnya didalam jasad itu ada segumpal darah, jika ia baik maka baik pula
jasad seluruhnya. Jika ia buruk maka buruk pula jasad seluruhnya. Ingatlah itulah
hati manusia”. (HR: Bukhari dan Muslim)
3.
Memelihara dan mempertahankan agamanya, sehingga
mendapatkan keridloan Allah. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.(QS: Ali Imron:
102)
4.
Memberi makanan kepada akal fikiran berupa ilmu
yang berguna bagi hidupnya. Islam mewajibkan untuk mencari ilmu pengetahuan.
Rosulullah bersabda: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR: Baihaqi)
5.
Membiasakan dan melatih diri melakukan perbuatan
yang sesuai dengan tuntunan agama. Allah berfirman: “Barang siapa yang
mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang
siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali
tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya)”.(QS; Fushilat:46)
D. Kewajiban
terhadap Orang tua
Kewajiban anak
terhadap orang tuanya yaitu:
1.
Tidak berkata kasar apalagi memaki-maki
2.
Kalau dipanggil harus menjawab
3.
Bakti dan hormat serta merendahkan diri
4.
Mendoakan baik kepada orang tua
5.
Mencintai serta mendahulukan kepentingan orang
tua
Allah berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"”.(QS:
Al-Isro’:24)
E. Adab
seorang murid
Murid adalah
seorang yang menuntut ilmu demi kesempurnaan hidupnya. Sebab kunci kebahagiaan dunia
adalah ilmu, begitu pula kebahagiaan akhirat. Karena Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang berilmu, sebagaimana firman Allah: “niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS: Al-Mujadalah: 11)
Rosulullah
bersabda: “barang siapa menempuh jalan mencari ilmu di dalamnya,niscaya Allah
akan memudahkan jalannya menuju surga”. (HR: Bukhari dan Muslim)
Untuk format ppt
Download
Untuk format ppt
Download
Penulis Fathul Mu'in
No comments:
Post a Comment