kolom iklan

Saturday 19 January 2013

Kunci Sukses Menuntut Ilmu




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sukses merupakan keberhasilan seseorang dalam mencapai sesuatu. Tentunya hal ini menjadi dambaan setiap orang dalam mencapai cita-citanya. Sukses tidak hanya dalam satu hal saja, missal hanya dalam memperoleh kekayaan, tapi sukses itu dalam berbagai bidang, berprestasi dalam belajar, dan sebagainya.
Dalam menggapai kesuksesan tentunya ada proses yang harus ditempuh. Dan ini pada umumnya proses yang ditempuh masing-masing orang berbeda dalam mencapai sesuatu yang dicita-citakan.
Berawal dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul KUNCI SUKSES KEBERHASILAN SANTRI DALAM MENCARI ILMU AGAMA ISLAM DI PONDOK PESANTREN SIROJUTH THOLIBIIN” sebagai tugas mata kuliah Hadits semester V STIT AL-MUSLIHUUN Tlogo Kanigoro Blitar.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kunci sukses dalam mencari ilmu agama di Pesantren?
2.      Manakah dalil yang mendasari kesuksesan tersebut?
C.    TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Untuk mengetahui kunci sukses dalam mencari ilmu agama islam di Pondok Pesantren.
2.      Untuk mengetahui dalil yang mendasari kunci kesuksesan mencari ilmu agama di Pondok Pesantren.
D.    METODE PENELITIAN
Dalam menggali informasi, peneliti menggunakan sistem wawancara. Yang mana informasi didapat dari narasumber yang sekaligus obyek penelitian. Yang menjadi narasumber atau obyek penelitian dalam hal ii adalah alumni Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin yang menurut pandangan peneliti tergolong orang yang sukses.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.    KAJIAN TENTANG KUNCI SUKSES SANTRI
1.      Definisi Sukses
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sukses memiliki arti yang sederhana tapi mendalam. Kata "sukses" didefinisikan sebagai berhasil atau beruntung. Sehingga kesuksesan berarti keberhasilan atau keberuntungan. Dalam kamus Bahasa Inggris success berarti keberhasilan dan hasil baik. Jadi, kesuksesan itu merupakan keberhasilan seseorang dalam mencapai sesuatu.
2.      Kunci Sukses Santri
Kitab Ta’lim al-Muta’alim yang merupakan pedoman santri untuk meraih kesuksesan dalam mencari. Dintara cara-cara untuk meraih ilmu adalah sebagi berikut: Kecerdasan, semangat, kesungguhan, biaya, petunjuk dari guru, dan waktu yang panjang.
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim pula disebutkan adab atau tata krama mencari ilmu yang merupakan kunci kesuksesan seorang pelajar agar ia benar-benar berhasil dalam mencari ilmu. Diantaranya:
a.       Mengagungkan ilmu
Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.
b.      Mengagungkan Guru
Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu menghormati pada sang guru
c.       Memulyakan Kitab
Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu memulyakan kitab, karena itu, sebaiknya pelajar jika mengambil kitabnya itu selalu dalam keadaan suci.
d.      Menghormati Teman
Termasuk makna mengagungkan ilmu pula, yaitu menghormati teman belajar dan guru pengajar.
e.       Sikap Selalu Hormat Dan Khidmah
Hendaknya penuntut ilmu memperhatikan segala ilmu dan hikmah atas dasar selalu mengagungkan dan menghormati, sekalipun masalah yang itu-itu saja telah ia dengar seribu kali.
f.       Jangan Memilih Ilmu Sendiri
Hendaklah sang murid jangan menentukan pilihan sendiri terhadap ilmu yang akan dipelajari..
g.      Jangan Duduk Terlalu Dekat Dengan Guru
Diwaktu belajar, hendaklah jangan duduk terlalu mendekati gurunya, selain bila terpaksa
h.      Menyingkiri Akhlak Tercela
Pelajar selalu memnjaga dirinya daripada akhlak-akhlak yang tercela. Karena akhlak buruk itu ibarat anjing.
3.      Ukuran Kesuksesan Santri
Seorang santri dikatakan berhasil dalam mencari ilmu agama islam adalah apabila sudah mampu meneladai Ulama’ yang mana menjadi pewaris para Nabi baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Imam Nawawi al-Bantani menjelaskan kriteria ulama pewaris para nabi ini. Menurut beliau mereka adalah hamba Allah yang beriman, menguasai ilmu syariah secara mendalam dan memiliki pengabdian yang tinggi semata-mata  karena mencari keridhaan Allah SWT; bukan keridhaan manusia. Dengan ilmunya, mereka mengembangkan dan menyebarkan agama yang haq, baik dalam masalah ibadah maupun muamalah. Menurut beliau, beberapa ciri-ciri ulama pewaris nabi antara lain:
a.       Memiliki keimanan yang kokoh, ketakwaan yang tinggi, berjiwa istiqamah dan konsisten terhadap kebenaran.
b.      Memiliki sifat-sifat kerasulan: jujur (shiddiq), amanat (amanah), cerdas (fathanah) dan menyampaikan (tablig)
c.       Faqih fi ad-Din sampai rasikhun fi al-Ilm’
d.      Mengenal situasi dan kondisi masyarakat
e.       Mengabdikan seluruh hidupnya untuk memperjuangkan dan menegakkan ajaran Allah SWT.


B.     KAJIAN TENTANG ILMU AGAMA ISLAM
1.      Definisi Ilmu Agama Islam atau Ilmu Syariah
Yaitu ilmu tentang aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
2.      Pembagian Ilmu Agama Islam
Pada dasarnya, wajib kita pelajari sendi Islam yaitu (Iman, Islam, Ikhsan) atau yang dikenal dengan llmu Tauhid, Fiqih, dan Tasawuf.

















BAB III
PEMBAHASAN
A.    TENTANG NARASUMBER
1.      Ustadz Miftahul Huda
Beliau adalah alumni Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin yang ke-3, dia lahir tanggal 07 Mei 1967 di Bacem Sutojayan Blitar. Beliau kini aktif sebagai tenaga pengajar di Madrasah Diniyah Sirojuth Tholibiin dan juga sebagai wakil tanfidziyah NU ranting Bacem.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah “istiqomah, tekun, dan disiplin”.
2.      Ustadz Sumadi
Beliau adalah Ustadz Madrasah Diniyah Sirojuth Tholibiin sekaligus keamanan luar pondok pesantren. Beliau lahir 12 Desember 1970 di Bacem Sutojayan Blitar. Beliau memulai nyantri di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin mulai tahun 1987 sanpai 1992 M.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah ” taat kepada ustadz maupun orang tua, tekun dan istiqomah”.
3.      Ustadz Ihwan Syahuddin
Beliau adalah laki-laki kelahiran Lampung 24 September 1978 yang saat ini tinggal di Sumberjo Sutojayan Blitar. Beliau memulai studinya di pondok pesantren mulai tahun 1994 sanpai dengan 2006. Saat ini beliau aktif sebagai Ustadz Madin Sirojuth Tholibiin, Wakil Ketua Anshor, dan Banser.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren ” taat pada Kyai”.
4.      Ustadz Ahmad Makhrus S, Pdi
Beliau adalah laki-laki dengan kelahiran 19 Juli 1977 di Bacem Sutojayan Blitar. Beliau mulai nyantri di pondok pesantren Sirojuth Tholibiin mulai tahun 1994 sanpai 2003. Saat ini belau aktif sebagai Wakil Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Bacem dan juga sebagai Ustadz Madrasah Diniyah Sirojuth Tholibiin.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah“istiqomah, belajar dari kegagalan, dan sungguh-sungguh”.
5.      Ustadz Karor
Beliau termasuk santri pertama di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin, beliau mulai nyantri tahun 1983 sampai 1992 yang saat ini tinggal di Desa Bacem Sutojayan Blitar. Beliau lahir 26 Juni 1965, yang saat ini aktif sebagai Ustadz di Madrasah Diniyah Sirojuth Tholibiin.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah “taat kepada Kyai, wira’i, istiqomah, dan berakhlaq al karimah’”
6.      Ustadz Suko Wiyono
Beliau adalah laki-laki kelahiran 07 Agustus 1968 Kalitengah Panggungrejo Blitar. Beliau mulai nyantri di pondok pesantren mulai tahun 1994 sampai 2003. Saat ini beliau aktif sebagai Ketua NU ranting Kalitengah, Ustadz Madin Miftahul Huda, dan Kepala Dusun Bejirejo.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah “Istiqomah dan taat pada Guru”
7.      Ustadzah Siti Rofiah
Beliau adalah perempuan kelahiran 12 September 1974 di Desa Caren Wonotirto Blitar. Beliau mulai nyantri di pondok pesantren mulai tahun 1989 sampai 1994. Saat ini beliau aktif sebagai Ustadzah di Madin Al-Muttaqin yang santrinya mencapai 80-an.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah “Cinta ilmu dan taat kepada guru”.
8.      Umi Mahmudah
Beliau adalah perempuan kelahiran Jember tanggal 15 Mei 1971. Saat ini beliau tinggal di Mundurejo Umbulsari Jember. Beliau mulai nyantri di pondok pesantren tahun 1988 hingga 1922. Saat ini beliau aktif sebagai Guru TK “Dewi Masyithoh 18” , sekretaris LKMD setempat, dan ketua PKK setempat.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah “mencari ridho Guru dan menggunakan waktu sebaik-baiknya”
9.      Ustadz Sumitro Koby
Beliau saat ini berusia 47 tahun dan bertempat tinggal di desa Bacem Sutojayan Blitar. Beliau mulai nyantri ketika masih umur 17 tahun hingga beliau umur 30 tahun. Beliau saat ini aktif sebagai Ustadz di Madin Sirojuth Tholibiin dan Muadzin di masjid Ar-Rohman.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah “taat pada kyai dan berusaha mencatat ilmu yang ia peroleh”.
10.  Ustadz Nur Kholis
Beliau adalah laki-laki dengan kelahiran di Pandanarum Sutojayan Blitar tanggal 22 Oktober 1970. Beliau mulai nyantri di pondok pesantren sirojuth tholibiin mulai tahun 1985 sampai 1994. Beliau saat ini aktif sebagai Ketua Madrasah Diniyah Al Muttaqin di desa Caren Wonotirto Blitar.
Dari hasil wawancara penulis, bahwa kunci kesuksesan beliau dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah “taat pada kyai dan bersungguh-sungguh”

B.     TEMUAN PENELITIAN
Dari hasil beberapa wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kunci sukses yang dilalui oleh para alumni Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin tidak lepas dari petunjuk Nabi yang diisyaratkan melalui hadits-haditsnya.
Diantara hadits-hadits yang merupakan pegangan bagi para santri untuk meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah:
1.      Istiqomah
وعن أبي عمرو ، وقيل : أبي عَمرة سفيان بن عبد الله - رضي الله عنه - ، قَالَ :
قُلْتُ : يَا رَسُول الله ، قُلْ لي في الإسْلامِ قَولاً لاَ أسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : (( قُلْ : آمَنْتُ بِاللهِ ، ثُمَّ استَقِمْ )) رواه مسلم
Artinya:
Nabi SAW bersabda: “katakanlah, “Saya beriman kepada Allah”, kemudian istiqomahlah.”
حديث علقمة قال قلت لعائشة رضى الله عنها هل كان رسول الله صلع يخص من الأيام شيئا قالت لا كان عمله ديمة
Artinya:
Dari hadits Alqomah berkata, saya bertanya kepada Aisyah RA. “ apakah beliau mengkhususkan suatu amalan beberapa hari?”. Aisyah menjawab, “tidak, amalan beliau itu adalah rutin”.
2.      Sungguh-sungguh, tekun, dan disiplin
قال رسول الله صلعم : الا إن هذاالدين متين فـأوغلوا فيه برفق ولا تبغض على نفسك عبادة الله. فإن المنبت لا ارضا قطع ولا ظهرا ابقى
Artinya:
Rosulullah SAW bersabda: “Ingatlah, sesungguhnya agama islam itu agama yang kuat dan kokoh. Maka dari itu, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh dan pelan-pelan. Janganlah engkau merasa jengkel atau marah untuk mengerjakan ibadah kepada Allah SWT. Sebagaimana orang yang terkilir kakinya, sehingga terputus kekuatannya untuk berjalan jauh, dan ia tidak dapat memulihkan kembali (menjadi sehat).”
3.      Wira’i
عت رسول لله صلعم أنه قال: من لم يتورع في تعلمه ابتلاه الله بأحد ثلاثة أشياء: إما ان يميته في الشبابه أو يوقعه في الرساتيق أو يبتليه بخدمة السلطان
Artinya:
Dari Rosul SAW , sesungguhnya beliau bersabda: “ Barang siapa yang tidak wira’i selama belajar, maka Allah SWT memberi cobaan kepadanya salah satu dari tiga perkara: Mati dalam keadaan muda, orang tersebut diletakkan dalam pedesaan, atau mendapat cobaan dari pegawai pemerintah”.
4.      Taat pada orang tua dan guru
وعن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ( رضا الرب في رضا الوالدين، وسخطه في سخط الوالدين
Artinya:
Dari Abdillah bin Umar r.a., berkata: Rosulullah SAW pernah bersabda, “ridho Allah itu terletak pada keridhoan orangtua dan kemurkaan Allah itu terletak pada kemurkaan orangtua”.
5.      Belajar dari kesalahan
لا يلدغ المؤمن من حجر مرتين (رواه لبخاري)
Artinya:
Seorang mukmin tidak akan terperosok kedalam satu lobang dua kali. (HR. Bukhory)
6.      Mencatat ilmu
قال هلال بن يسار: رأيت النبي صلعم يقول لأصحابه شيئا من العلم و الحكمة فقلت يا رسول الله اعد لي ما قلت لهم. فقال لي: هل معك محبرة؟ فقلت ما معي محبرة. فقال النبي صلعم: يا هلال لا تفارق المحبرة فإن الخير فيها و في اهلها الي يوم القيامة.
Artinya:
Sahabat Hilal bin Yasar berkata: Aku melihat Nabi SAW bersabda kepada sahabatnya, menerangkan sesuatu dari ilmu dan hikmah. Kemudian aku berkata: “Wahai Rosul SAW, tolong engkau ulangi keterangan yang engkau sampaikan kepada sahabat tadi.”
Kemudian Rosul SAW bersabda kepadaku: “Apakah engkau membawa pena?”. Aku menjawab: “kami tidak membawa pena”. Kemudian Rosul SAW bersabda: “ Hai Bilal, jangan sampai kamu terpisah dari pena. Karena kebaikan itu tidak dapat terlepas dari pena dan orang-orang yang menggunakan pena, demikian itu sampai akhir kiamat”.
7.      Menggunakan waktu sebaik-baiknya
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ اَلْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَسَنٌ
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Termasuk baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya. Riwayat Tirmidzi. Ia berkata: Hadits hasan
8.      Akhlak yang baik
أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا. رواه أحمد
Artinya:
Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya. (HR. Ahmad)
9.      Do’a dengan khuyu’
ادعواالله وأنتم موقنون بالإجابة. واعلموا ان الله لا يستجب دعاء من قلب غافل لاه. (رواه الترمذي والحاكم)
Artinya:
Berdoalah kepada Allah SWT dengan keyakinan doa itu akan dikabulkan. Ketahuilah, Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya hampa dan tidak sungguh-sungguh. (HR. Tirmidzi dan Hakim)
10.  Tawakal
لو أنكم كنتم توكلون على اللَّه حق توكله ، لرزكم كما يرزق الطير ، تغدو خماصا وتروح بطانا
Artinya:
Seandainya kalian betul-betul bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapat rizki. Burung itu pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)










BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kunci kesuksesan seorang santri dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren adalah dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya: istiqomah, sungguh-sungguh, tekun, dan disiplin, wira’i, taat pada orangtua dan guru, belajar dari kesalahan, mencatat ilmu yang telah didapat, menggunakan waktu sebaik-baiknya, akhlak yang baik, do’a dengan khusyu’ dan tawakal. Demikian itu merupakan kunci kesuksesan santri dalam mencari ilmu yang sebagaimana Rosulullah SAW ajarkan.
B.     SARAN
Mengingat banyaknya pelajar saat ini yang mencari ilmu namun masih jauh dari kesuksesan. Maka penulis menyarankan agar pelajar maupun santri memperhatikan cara dan adab mencari ilmu dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Mundziri, Imam. 2003. Ringkasan Shahih Muslim. Ter. Achmad Zaidun. Cet. II.
Jakarta: Pustaka Amani.
M. Said, 2005. Hadits Budi Luhur. : Putra AlMa’arif
Zahruji, Pedoman Belajar Pelajar Dan Santri. Ter. Noor Aufa Shiddiq Al-Qudsy.
Surabaya: Al-Hidayah
Maktabah Syamilah.

1 comment:

  1. Nama: Sri Wiji Astutik
    Kelompok: 2
    Terima kasih atas penjelasannya tentang kunci kesuksesan dalam mencari ilmu, pengetahuan ini sangat bermanfaat bagi kita yang sedang dalam proses menuntut ilmu. Kemudian harapan kita ialah semoga kita bisa menerapkan kunci-kunci kesuksesan tersebut sehingga pada akhirnya kita juga akan meraih kesuksesan dalam belajar. Setelah membaca penjelasan tentang kesuksesan belajar diatas, saya bahwa kesuksesan belajar ialah ketika ilmu yang telah kita pelajari bisa membawa manfaat tidak hanya bagi diri kita tapi juga untuk orang lain. Selain itu, kita bisa dikatakan sukses dalam mencari ilmu apabila ilmu yang kita dapatkan semakin mendekatkan kita pada Allah. Kita menjadi semakin tawadhu, mengakui bahwa kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Allah. Namun, apabila ilmu yang kita pelajari tidak memberikan manfaat pada kita dan justru malah menjauhkan kita dari Allah maka kita belum bisa dikatakan sukses dalam mencari ilmu.

    ReplyDelete